Media Massa Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Dalam
kehidupan sehari-sehari, secara sadar atau tidak masyarakat modern tidak bisa
lepas dari yang kita sebut media massa. Sejak masih kanak-kanak kita sudah
diterpa dengan film anak-anak di televisi, bahkan meski anak tersebut belum
bisa membaca dan bicara. Pada usia remaja hingga dewasa, kita menerpakan diri
pada pilihan media cetak seperti majalah anak-anak, majalah remaja, majalah
berita mingguan, majalah harian, serta surat kabar, untuk mendapatkan informasi
atau tips-tips seperti meraih nilai bagus di sekolah, cara bergaul dengan
kawan, atau pun mencari informasi mengenai cara berbusana artis papan atas di
dalam maupun luar negeri. Menginjak usia paruh baya, seseorang menggunakan
televisi sebagai hiburan yang nyaman atau membaca majalah dan berselancar di
dunia maya untuk mencari petunjuk-petunjuk membesarkan anak atau resep-resep
masakan yang murah dan praktis. Pada
usia lanjut, seorang manula menghabiskan hari-harinya dengan mendengarkan
siaran radio atau siaran televisi sekedar untuk mengisi kehidupannya
sehari-hari.
Pada akvititas
sehari-hari sejak pagi hari, manusia sudah diterpa media massa seperti membaca
koran saat sarapan, mendengarkan siaran radio dalam perjalanan menuju kantor
atau sekolah, berselancar di media on
line atau internet untuk mencari informasi terkini seputar hobi, tips-tips,
atau berita-berita lainnya atau hanya sekedar membaca status, memberi komentar
atau pun melihat-lihat foto yang diunggah teman-teman kita yang ada di media
sosial, hingga menonton televisi hanya untuk menghabiskan malam sambil
bercengkrama dengan keluarga menjelang tidur. manusia pasti bersinggungan
dengan media massa.
Fenomena diatas dapat kita lihat dalam kehidupan
masyakarat terutama di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia yang tingkat
pendidikannya masih rendah, media massa, terutama televisi merupakan bagian
dari dirinya yang tidak dapat dipisahkan. Televisi merupakan suatu hiburan
rakyat yang terjangkau dan mudah dinikmati oleh siapa saja, mulai dari
masyarakat yang hidup di perkotaan, masyarakat pedesaan hingga masyarakat
nelayan yang hidup di pesisir pantai.
Menurut Laswell dan Wright yang dikutip dari Severin
(2007), media massa memiliki empat fungsi yaitu pertama sebagai pengawasan,
media massa memberi informasi dan menyediakan berita, kedua fungsi korelasi,
media melakukan seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan, ketiga
media berfungsi menyampaikan warisan sosial seperti informasi, nilai, dan norma
dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum
pendatang, dan yang terakhir, media berfungsi sebagai hiburan. Suatu tindakan
pasti memiliki baik dan buruk, demikian pula dengan media,Wright mengatakan
bahwa media massa memiliki disfungsi yang berupa konsekuensi yang tidak
diinginkan masyarakat atau anggota masyarakat dari masing-masing fungsi tersebut
(Severin, 2007).
Media Massa
Sebagai Sumber Informasi (Inovasi)
Berkat kecanggihan teknologi, masyarakat di seluruh dunia saat ini hidup
di dalam sebuah desa global.Di desa global ini masyarakat belahan dunia mana
pun dapat berinteraksi, bertukar informasi dan berkomunikasi satu sama lain.
Akibatnya, masyarakat yang semula hanya mengenal kehidupan, kebudayaan, dan
lingkungannya sehari-hari, kini pun mengenal kehidupan, kebudayaan dan
lingkungan dari negara atau daerah lain di luar tempat tinggalnya. Pengenalan
sesuatu yang baru ini pun tak pelak dari fungsi media massa sebagai penyebar informasi
dan penyedia berita. Adanya televisi berbayar yang menayangkan saluran televisi
internasional, seperti HBO, FOX, MTV, KBS World, Arirang, NHK, dan lain sebagainya,
memberikan pandangan baru bagi masyarakat Indonesia khususnya terhadap dunia
dan budaya baru.
Sebagai
contoh : Penyebaran Hallyu atau Korean Wave atau Deman Korea yang sedang
mendunia selama satu dekade ini merupakan salah satu cara dalam menyebarkan
kebudayaan Korea. KBS World dan Arirang merupakan salah satu media saluran yang
membantu penyebarannya di dunia.Sebelumnya banyak orang yang bila ditanya
perihal Korea, mereka akan menjawab tidak tahu kalau ada satu negara bernama
Korea. Korea yang masih berada di bawah bayangan bangsa Cina
dan Jepang ini pun memanfaatkan media sebagai alat untuk memperkenalkan dirinya
ke ranah internasional. Berkat media massa yang terus gencar menerpa masyarakat
internasional, maka tidak sedikit khalayak yang tergila-gila oleh budaya bangsa
Korea.Masyarakat yang sering diterpa oleh media massa akan mulai
bisa melihat perbedaan di antara orang Korea, Cina dan Jepang. Kemudian banyak
masyarakat yang mulai menyadari keunikan bahasa Korea dan ingin mempelajarinya,
sehingga mulai banyak didirikan tempat-tempat kursus untuk mempelajari Bahasa
Korea. Paradigma tipe pria ideal pun mulai bergeser, mereka yang dulu sering
diterpa oleh budaya Barat akan mengatakan tipe pria ideal adalah pria kaukasian
yang berbadan tinggi dengan mata besar, rambut pirang, berhidung mancung dan
memiliki rahang yang keras, namun sekarang sebagian dari mereka akan menjawab
dengan tipe pria Asia, bermata sipit, berkulit putih dengan penampilan necis
dan rapi. Dengan penyettingan film dan drama-drama Korea, masyakarat akan
melihat keindahan negara dan budaya Korea, sehingga mereka memiliki keinginan
untuk pergi berlibur atau pun belajar ke negeri Ginseng tersebut.
Fenomena
di atas merupakan salah satu contoh teori difusi informasi/inovasi di desa global
saat ini. Berkat dari teori ini masyarakat diperkenalkan oleh suatu informasi
baru yang memberikan inspirasi dan pengembangan pada diri kita untuk melakukan
sesuatu yang baru. Dalam hal ini untuk mempelajari budaya Korea dan keinginan
untuk mengunjungi negeri tersebut.
Ketergantungan
Media
“Couch potato: a
lazy and inactive person, especially ; one who spends a great deal of time
watching television“.
Istilah
di atas ditujukan kepada pengguna media massa yang bertipe menghabiskan harinya
dari film ke film. Sebagai contoh:Media massa tidak mengenal batasan usia,
mulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, paruh baya dan lanjut usia semua
dapat menikmatinya. Media massa berupa televisi yang mudah dijangkau oleh
setiap kalangan dapat dinikmati selama 24 jam, sejak pagi buta hingga larut
malam menjelang tidur. Televisi sebagai bentuk media massa elektronik membawa
kandungan informasi dalam kecepatan tinggi dan menyebar ke seluruh tempat
dengan mudah. Selain itu program-program yang disajikan oleh televisi pun
beragam, baik yang berdasar realitas, rekaan, dan ciptaan yang sama sekali
baru. Televisi mengetengahkan
berbagai siaran dalam berbagai bentuk; berita, pendidikan, hiburan dan iklan.
Pada masyarakat ditemukan suatu kelompok yang dapat
menghabiskan harinya hanya dengan menonton televisi sambil memegang remote kontrol
di tangan kanan dan memegang penganan di tangan kirinya. Berkat program-program televisi yang
disajikan sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan dari khalayaknya membuat
khalayak menjadi memiliki ketergantungan terhadap televisi.
Bahkan
ketergantungan ini juga berlaku bagi para penggemar olahraga seperti bola dan
softball, pada saat musim pertandingan berlangsung, banyak khalayak yang lebih
menyukai untuk menikmati menonton pertandingan di dalam rumah baik bersama
rekan-rekan terdekat ataupun sendirian di dalam ruangan daripada menghabiskan
waktu menuju stadium pertandingan dan berdesak-desakan dengan ratusan ribu
pendukung masing-masing klub. Begitu juga penggemar konser saat diadakannya
konser penyanyi favorit mereka di sebuah panggung arena besar dengan dihadiri
ratusan bahkan ribuan penggemar lain, ia lebih memilih untuk menikmati konser
penyanyinya di televisi. Terlebih dengan hadirnya ponsel pintar yang didukung
oleh kecepatan telekomunikasi global berupa internet yang memberikan kemudahan
bagi khalayak untuk menembus ruang dan waktu, menikmati sajian hiburan,
edukasi, olahraga, berita dan lain-lain dapat dinikmati tanpa harus keluar dari
rumah atau pun turun dari kasur.
Baran
(2010) mengatakan bahwa peran media dalam kehidupan seseorang akan berpengaruh
besar bila orang tersebut merasa puas atas penggunaan media sehingga
mengakibatkan ketergantungan.Ketergantungan terhadap media ini jika tidak
disikapi dengan baik akan memberikan kerugian pada diri khalayak.Ketergantungan
ini secara langsung dapat menurunkan kemampuan otak kita. Media massa yang
sudah menyiapkan segala informasi dan hiburan yang dibutuhkan oleh kita membuat
otak kita terbiasa untuk menerima. Meski Harold Mendelsohn bahwa hiburan yang
diberikan televisi tidak mengganggu dan ketergantungan kepada televisi tidak
terlalu berbahaya (Baran, 2010), namun tidak halnya bagi para psikolog yang
telah melakukan beberapa penelitian. Menurut para psikologi menghabiskan waktu
selama beberapa ribuan jam akan memberikan pengaruh buruk bagi perkembangan
otak termasuk otak anak.
Pada
50 studi mengenai dampak teknologi seperti televisi dan video games terhadap
perkembangan anak, didapatkan hasil bahwa media tersebut dapat membatasi
keterampilan mental mereka, meski di sisi lain dapat juga membantu
meningkatkannya dengan cara tertentu. Selain itu, televisi dapat
menghambat perkembangan bicara, kemampuan membaca
verbal maupun memahami dan mengekspresikan lewat tulisan pada anak. Menurut ahli psikolog, otak anak pada usia 0-3 tahun
merupakan usia emas. Pada usia ini otak anak baru berkembang dan jika informasi
yang diterima terlalu berlebih maka dapat mengganggu penyambungan saraf otak
secara permanen. Sumber cahaya yang berpendar dari televisi
dapat merusak keseimbangan dan interaksi antara belahan otak kanan dan otak
kiri (Rahmani, 2009). Pembatasan keterampilan pada mental dan gangguan pada
otak ini sangat berbahaya bagi kelangsungan generasi mendatang. Bila hal ini
tidak diatasi maka kebudayaan tinggi manusia sekarang akan menurun bahkan
dimungkinkan dapat hilang.
Kesimpulan
Berkat
dari teknologi telekomunikasi global berupa internet, masyarakat modern hidup
di sebuah desa global. Sebuah desa, tempat masyarakat dari belahan dunia mana
pun dapat berinteraksi, bertukar informasi dan berkomunikasi. Sebuah tempat, informasi menjadi begitu penting
sehingga dapat diperjualbelikan.Pertukaran informasi ini membutuhkan media
massa yang harus diperhatikan kesesuaian fungsinya bagi generasi sekarang
maupun yang akan datang. Media massa yang berfungsi sebagai penyebar informasi
dan penyedia berita, serta hiburan harus disikapi dengan baik. Media massa
dapat memberikan kita informasi baru yang dapat membuka wawasan kita dalam
mengenal dunia dan pengetahuan lain. Namun bila kita mengambil kesalahan dalam
menggunakan media massa ini dapat juga berdampak bagi penurunan fungsi dan
kemampuan otak bagi individu yang akhirnya menjadikan kita tumpu untuk berpikir
dan berkreasi sehingga kita tidak memiliki keterampilan yang kelak dapat menurunkan
kebudayaan masyarakat kita sendiri.
Referensi
Baran,
S.J dan Davis, D.K. (2010). “Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergelokan, dan
Masa Depan”. Edisi Kelima. Salemba. Jakarta.
Rahman,
Ulfiani. (2009). "Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini", Jurnal
Lentera Pendidikan Vol.12, No.1, Juni, hal. 46-57.
Severin,
W. J dan Tankard, J. W. (2007). “Teori Komunikasi: sejarah, Metode, dan Terapan
di Dalam Media Massa”. Edisi Kelima. Kencana. Jakarta.
*Tulisan ini ditulis guna memenuhi tugas UTS Konstruksi Sosial Media Massa*
Posting Komentar