con Pengaruh Media Massa Terhadap Pengembangan Diri Individu - Every Corner Has Story
BREAKING NEWS

FOLLOW US @ INSTAGRAM

https://www.instagram.com/kaledjournal/

Jumat, 07 Agustus 2015

Pengaruh Media Massa Terhadap Pengembangan Diri Individu



Media Massa Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-sehari, secara sadar atau tidak masyarakat modern tidak bisa lepas dari yang kita sebut media massa. Sejak masih kanak-kanak kita sudah diterpa dengan film anak-anak di televisi, bahkan meski anak tersebut belum bisa membaca dan bicara. Pada usia remaja hingga dewasa, kita menerpakan diri pada pilihan media cetak seperti majalah anak-anak, majalah remaja, majalah berita mingguan, majalah harian, serta surat kabar, untuk mendapatkan informasi atau tips-tips seperti meraih nilai bagus di sekolah, cara bergaul dengan kawan, atau pun mencari informasi mengenai cara berbusana artis papan atas di dalam maupun luar negeri. Menginjak usia paruh baya, seseorang menggunakan televisi sebagai hiburan yang nyaman atau membaca majalah dan berselancar di dunia maya untuk mencari petunjuk-petunjuk membesarkan anak atau resep-resep masakan yang murah dan praktis. Pada usia lanjut, seorang manula menghabiskan hari-harinya dengan mendengarkan siaran radio atau siaran televisi sekedar untuk mengisi kehidupannya sehari-hari.
 Pada akvititas sehari-hari sejak pagi hari, manusia sudah diterpa media massa seperti membaca koran saat sarapan, mendengarkan siaran radio dalam perjalanan menuju kantor atau sekolah, berselancar di media on line atau internet untuk mencari informasi terkini seputar hobi, tips-tips, atau berita-berita lainnya atau hanya sekedar membaca status, memberi komentar atau pun melihat-lihat foto yang diunggah teman-teman kita yang ada di media sosial, hingga menonton televisi hanya untuk menghabiskan malam sambil bercengkrama dengan keluarga menjelang tidur. manusia pasti bersinggungan dengan media massa.
Fenomena diatas dapat kita lihat dalam kehidupan masyakarat terutama di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikannya masih rendah, media massa, terutama televisi merupakan bagian dari dirinya yang tidak dapat dipisahkan. Televisi merupakan suatu hiburan rakyat yang terjangkau dan mudah dinikmati oleh siapa saja, mulai dari masyarakat yang hidup di perkotaan, masyarakat pedesaan hingga masyarakat nelayan yang hidup di pesisir pantai.
Menurut Laswell dan Wright yang dikutip dari Severin (2007), media massa memiliki empat fungsi yaitu pertama sebagai pengawasan, media massa memberi informasi dan menyediakan berita, kedua fungsi korelasi, media melakukan seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan, ketiga media berfungsi menyampaikan warisan sosial seperti informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang, dan yang terakhir, media berfungsi sebagai hiburan. Suatu tindakan pasti memiliki baik dan buruk, demikian pula dengan media,Wright mengatakan bahwa media massa memiliki disfungsi yang berupa konsekuensi yang tidak diinginkan masyarakat atau anggota masyarakat dari masing-masing fungsi tersebut (Severin, 2007).
Media Massa Sebagai Sumber Informasi (Inovasi)
            Berkat kecanggihan teknologi, masyarakat di seluruh dunia saat ini hidup di dalam sebuah desa global.Di desa global ini masyarakat belahan dunia mana pun dapat berinteraksi, bertukar informasi dan berkomunikasi satu sama lain. Akibatnya, masyarakat yang semula hanya mengenal kehidupan, kebudayaan, dan lingkungannya sehari-hari, kini pun mengenal kehidupan, kebudayaan dan lingkungan dari negara atau daerah lain di luar tempat tinggalnya. Pengenalan sesuatu yang baru ini pun tak pelak dari fungsi media massa sebagai penyebar informasi dan penyedia berita. Adanya televisi berbayar yang menayangkan saluran televisi internasional, seperti HBO, FOX, MTV, KBS World, Arirang, NHK, dan lain sebagainya, memberikan pandangan baru bagi masyarakat Indonesia khususnya terhadap dunia dan budaya baru. 
Sebagai contoh : Penyebaran Hallyu atau Korean Wave atau Deman Korea yang sedang mendunia selama satu dekade ini merupakan salah satu cara dalam menyebarkan kebudayaan Korea. KBS World dan Arirang merupakan salah satu media saluran yang membantu penyebarannya di dunia.Sebelumnya banyak orang yang bila ditanya perihal Korea, mereka akan menjawab tidak tahu kalau ada satu negara bernama Korea. Korea yang masih berada di bawah bayangan bangsa Cina dan Jepang ini pun memanfaatkan media sebagai alat untuk memperkenalkan dirinya ke ranah internasional. Berkat media massa yang terus gencar menerpa masyarakat internasional, maka tidak sedikit khalayak yang tergila-gila oleh budaya bangsa Korea.Masyarakat yang sering diterpa oleh media massa akan mulai bisa melihat perbedaan di antara orang Korea, Cina dan Jepang. Kemudian banyak masyarakat yang mulai menyadari keunikan bahasa Korea dan ingin mempelajarinya, sehingga mulai banyak didirikan tempat-tempat kursus untuk mempelajari Bahasa Korea. Paradigma tipe pria ideal pun mulai bergeser, mereka yang dulu sering diterpa oleh budaya Barat akan mengatakan tipe pria ideal adalah pria kaukasian yang berbadan tinggi dengan mata besar, rambut pirang, berhidung mancung dan memiliki rahang yang keras, namun sekarang sebagian dari mereka akan menjawab dengan tipe pria Asia, bermata sipit, berkulit putih dengan penampilan necis dan rapi. Dengan penyettingan film dan drama-drama Korea, masyakarat akan melihat keindahan negara dan budaya Korea, sehingga mereka memiliki keinginan untuk pergi berlibur atau pun belajar ke negeri Ginseng tersebut.
Fenomena di atas merupakan salah satu contoh teori difusi informasi/inovasi di desa global saat ini. Berkat dari teori ini masyarakat diperkenalkan oleh suatu informasi baru yang memberikan inspirasi dan pengembangan pada diri kita untuk melakukan sesuatu yang baru. Dalam hal ini untuk mempelajari budaya Korea dan keinginan untuk mengunjungi negeri tersebut.
Ketergantungan Media
“Couch potato: a lazy and inactive person, especially ; one who spends a great deal of time watching television“.
Istilah di atas ditujukan kepada pengguna media massa yang bertipe menghabiskan harinya dari film ke film. Sebagai contoh:Media massa tidak mengenal batasan usia, mulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, paruh baya dan lanjut usia semua dapat menikmatinya. Media massa berupa televisi yang mudah dijangkau oleh setiap kalangan dapat dinikmati selama 24 jam, sejak pagi buta hingga larut malam menjelang tidur. Televisi sebagai bentuk media massa elektronik membawa kandungan informasi dalam kecepatan tinggi dan menyebar ke seluruh tempat dengan mudah. Selain itu program-program yang disajikan oleh televisi pun beragam, baik yang berdasar realitas, rekaan, dan ciptaan yang sama sekali baru. Televisi mengetengahkan berbagai siaran dalam berbagai bentuk; berita, pendidikan, hiburan dan iklan. Pada masyarakat ditemukan suatu kelompok yang dapat menghabiskan harinya hanya dengan menonton televisi sambil memegang remote kontrol di tangan kanan dan memegang penganan di tangan kirinya.  Berkat program-program televisi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan dari khalayaknya membuat khalayak menjadi memiliki ketergantungan terhadap televisi.
Bahkan ketergantungan ini juga berlaku bagi para penggemar olahraga seperti bola dan softball, pada saat musim pertandingan berlangsung, banyak khalayak yang lebih menyukai untuk menikmati menonton pertandingan di dalam rumah baik bersama rekan-rekan terdekat ataupun sendirian di dalam ruangan daripada menghabiskan waktu menuju stadium pertandingan dan berdesak-desakan dengan ratusan ribu pendukung masing-masing klub. Begitu juga penggemar konser saat diadakannya konser penyanyi favorit mereka di sebuah panggung arena besar dengan dihadiri ratusan bahkan ribuan penggemar lain, ia lebih memilih untuk menikmati konser penyanyinya di televisi. Terlebih dengan hadirnya ponsel pintar yang didukung oleh kecepatan telekomunikasi global berupa internet yang memberikan kemudahan bagi khalayak untuk menembus ruang dan waktu, menikmati sajian hiburan, edukasi, olahraga, berita dan lain-lain dapat dinikmati tanpa harus keluar dari rumah atau pun turun dari kasur.
Baran (2010) mengatakan bahwa peran media dalam kehidupan seseorang akan berpengaruh besar bila orang tersebut merasa puas atas penggunaan media sehingga mengakibatkan ketergantungan.Ketergantungan terhadap media ini jika tidak disikapi dengan baik akan memberikan kerugian pada diri khalayak.Ketergantungan ini secara langsung dapat menurunkan kemampuan otak kita. Media massa yang sudah menyiapkan segala informasi dan hiburan yang dibutuhkan oleh kita membuat otak kita terbiasa untuk menerima. Meski Harold Mendelsohn bahwa hiburan yang diberikan televisi tidak mengganggu dan ketergantungan kepada televisi tidak terlalu berbahaya (Baran, 2010), namun tidak halnya bagi para psikolog yang telah melakukan beberapa penelitian. Menurut para psikologi menghabiskan waktu selama beberapa ribuan jam akan memberikan pengaruh buruk bagi perkembangan otak termasuk otak anak.
Pada 50 studi mengenai dampak teknologi seperti televisi dan video games terhadap perkembangan anak, didapatkan hasil bahwa media tersebut dapat membatasi keterampilan mental mereka, meski di sisi lain dapat juga membantu meningkatkannya dengan cara tertentu. Selain itu, televisi dapat menghambat perkembangan bicara, kemampuan membaca verbal maupun memahami dan mengekspresikan lewat tulisan pada anak. Menurut ahli psikolog, otak anak pada usia 0-3 tahun merupakan usia emas. Pada usia ini otak anak baru berkembang dan jika informasi yang diterima terlalu berlebih maka dapat mengganggu penyambungan saraf otak secara permanen. Sumber cahaya yang berpendar dari televisi dapat merusak keseimbangan dan interaksi antara belahan otak kanan dan otak kiri (Rahmani, 2009). Pembatasan keterampilan pada mental dan gangguan pada otak ini sangat berbahaya bagi kelangsungan generasi mendatang. Bila hal ini tidak diatasi maka kebudayaan tinggi manusia sekarang akan menurun bahkan dimungkinkan dapat hilang.
Kesimpulan
Berkat dari teknologi telekomunikasi global berupa internet, masyarakat modern hidup di sebuah desa global. Sebuah desa, tempat masyarakat dari belahan dunia mana pun dapat berinteraksi, bertukar informasi dan berkomunikasi.  Sebuah tempat, informasi menjadi begitu penting sehingga dapat diperjualbelikan.Pertukaran informasi ini membutuhkan media massa yang harus diperhatikan kesesuaian fungsinya bagi generasi sekarang maupun yang akan datang. Media massa yang berfungsi sebagai penyebar informasi dan penyedia berita, serta hiburan harus disikapi dengan baik. Media massa dapat memberikan kita informasi baru yang dapat membuka wawasan kita dalam mengenal dunia dan pengetahuan lain. Namun bila kita mengambil kesalahan dalam menggunakan media massa ini dapat juga berdampak bagi penurunan fungsi dan kemampuan otak bagi individu yang akhirnya menjadikan kita tumpu untuk berpikir dan berkreasi sehingga kita tidak memiliki keterampilan yang kelak dapat menurunkan kebudayaan masyarakat kita sendiri.

Referensi
Baran, S.J dan Davis, D.K. (2010). “Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergelokan, dan Masa Depan”. Edisi Kelima. Salemba. Jakarta.
Rahman, Ulfiani. (2009). "Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini", Jurnal Lentera Pendidikan Vol.12, No.1, Juni, hal. 46-57.
Severin, W. J dan Tankard, J. W. (2007). “Teori Komunikasi: sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa”. Edisi Kelima. Kencana. Jakarta.

*Tulisan ini ditulis guna memenuhi tugas UTS Konstruksi Sosial Media Massa*

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Every Corner Has Story. Designed by OddThemes